Definisi dan Jenis-jenis Umpan Balik Komunikasi Massa


Definisi dan Jenis-jenis Umpan Balik Komunikasi Massa - Dalam proses komunikasi massa dikenal istilah umpan balik atau feedback. Kata Feedback merupakan dua kata bentukan dalam bahasa Inggris yakni kata feed (memberi makan) dan back (kembali). Secara harfiah berarti “memberi makan kembali”, tapi makna sebenarnya “memberi masukan kembali”.

Komunikasi dipahami sebagai reaksi (tanggapan) yang diberikan oleh penerima pesan atau komunikan kepada penyampai pesan atau komunikator/ sumber. Selain itu, umpan balik juga dapat berupa reaksi yang timbul dari pesan kepada komunikator (Ardianto, 2004 : 45 - 47).

Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis antarsesama. Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik.

Umpan balik atau feedback dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Sehingga feedback menjadi satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan lagi dengan seorang siswa-dia naik kelas atau tidak-maka, umpan balik adalah sebagai nilai rapornya.

Dalam kajian ilmu komunikasi dikenal beberapa jenis feedback. Jenis-jenis umpan balik tersebut dapat diuraikan berikut ini.

a. Internal Feedback

Internal feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan dari komunikan, akan tetapi datang dari pesan itu atau dari komunikator itu sendiri. Ketika menyampaikan pesan, komunikator menyadari telah melakukan kesalahan/kekhilafan, kemudian ia meminta maaf dan memperbaiki kesalahan tersebut.

b. Eksternal Feedback

External feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan. External feedback ini sifatnya bisa langsung dan bisa juga tidak.

  1. Umpan balik langsung;  yaitu reaksi yang dapat segera ditangkap oleh komunikator, misalnya anggukan kepala pertanda komunikan mengerti atau setuju terhadap pesan yang diterimanya atau komunikan menggelengkan kepala yangmengandung arti bahwa pesan yang diterimanya tidak dimengerti atau dipahami oleh komunikan.   
  2. Umpan balik tertunda; umpan balik yang sifatnya tidak langsung (delayed feedback) adalah umpan balik yang datang kepada komunikator (sumber) setelah melewati suatu rentang waktu (selang waktu), contohnya rubrik “Surat Pembaca” pada surat kabar dan sejenisnya.
c. Representative Feedback

Sesuai dengan karakteristik komunikasi massa yang komunikannya bersifat heterogen, maka tidak mudah untuk mengukur umpan balik yang dari semua komunikan. Karena itu umpan balik yang datang biasanya merupakan representative (wakil) sampel, sehingga walaupun yang ditanggapi hanya satu atau dua komunikan, namun hal tersebut sudah dianggap dapat mewakili sejumlah komunikan yang lainnya.

d. Cumulative Feedback

Cumulative feedback adalah umpan balik yang datang kepada komunikator dihimpun dahulu dan tidak segera diubah dalam pesan berikutnya, karena komunikator harus mempertimbangkannya dahulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya.

e. Quantitative Feedback

Quantitative feedback adalah umpan balik yang datang pada umumnya diukur dengan jumlahnya (kuantitas).

f. Institutionalized Feedback

Institutionalized Feedback adalah umpan balik yang terlembagakan, artinya umpan balik yang diupayakan oleh lembaga, yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung khalayak untuk mengumpulkan pendapatnya, kemudian dianalisis oleh lemb aga tersebut.

Sejumlah ahli ilmu komunikasi mengklasifikasi jenis-jenis feedback secara berbeda-beda namun esensinya sama. Jenis-jenis yang kami maksud dapat kami jelaskan sebagai berikjut:

1. Feedback Positif – Feedback Negatif

Feedback positif adalah isyarat atau gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa ia / mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu, dan tidak menunjukkan perlawanan atau pertentangan. Misalnya: komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan serius, mencatat, responsif ketika ditanya.

Feedback negatif adalah isyarat yang ditunjukkan oleh komunikan yang menandakan bahwa komunikan memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian, atau bahkan diri sang komunikator. Segalanya sesuatu yang merupakan lawan dari feedback positif adalah feedback negatif. Misanya: sikap acuh tak acuh, mengganggu orang lain, nyeletuk, melakukan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan yang sedang dibahas, mengobrol, memotong pembicaraan secara tidak sopan, atau keluar ruangan tanpa izin dari komunikator, dan lain-lain.

2. Feedback Netral – Feedback Zero

Feedback Netral adalah jenis feedback yang sulit untuk dinilai sebagai isyarat / gejala yang menunjukkan respon positif atau negatif. Dengan kata lain feedback netral adalah feedback yang tidak jelas wujudnya; apakah itu positif atau negatif. Misalnya: perilaku diam ketika ditanya mengerti atau tidak, …

Feedback Zero adalah feedback yang sulit dimengerti oleh komunikator. Komunikator tidak tahu harus menafsirkan isyarat yang muncul dari komunikan. Misalnya: ada yang tertawa saat komunikator tidak sedang menyampaikan hal yang lucu, tiba-tiba ada yang menangis, dan sebagainya.

3. Feedback Internal – Feedback Eksternal

Feedback Internal menunjukkan sumber dari isyarat yang menjadi feedback. Bila itu muncul dari dalam diri komunikator, maka disebut feedback internal. Contohnya ketika komunikator telah mengatakan sesuatu, tapi kemudian ia ingat sesuatu dan meralat apa yang telah ia katakan, maka yang kita lihat itu dapat kita katakan sebagai hal yang terjadi karena ada feedback internal pada diri komunikator.

Feedback Eksternal adalah umpan balik yang berasal dari komunikan. Dalam hal ini komunikan dapat menunjukkannya dengan memberikan ekspresi wajah tertentu, gerak-gerik, perilaku atau bahkan suara-suara yang muncul ketika komunikasi sementara berlangsung.

4. Feedback Verbal – Feedback Non-Verbal

Feedback Verbal mengarah pada bentuk atau wujud dari apa yang disampaikan komunikan sebagai reaksinya pada suatu perilaku komunikasi tertentu yang sedang berlangsung. Contoh: interupsi (memotong pembicaraan), nyeletuk (menyampaikan komentar secara spontan ketika komunikator sedang menyampaikan pesan), atau dapat pula berupa secarik kertas yang ditulisi yang mengatakan sesuatu kepada yang sedang berbicara agar ia segera berhenti karena waktu untuknya sudah habis. Sedangkan feedback Non-Verbal wujudnya bukan berupa lisan atau tulisan, seperti ekspresi wajah, gerak-gerik, cara duduk, cara berdiri, cara menatap, bentuk senyuman, isyarat tangan, dan lain-lain.

5. Feedback Langsung – Feedback Tidak Langsung

Sejumlah pakar komunikasi tidak sependapat dengan adanya dua jenis feedback ini. Alasannya karena feedback seharusnya adalah sesuatu yang tampak atau dapat diidentifikasi keberadaannya saat proses komunikasi sedang berlangsung, bukan setelahnya. Bila sesudahnya, maka merupakan respon atau tanggapan. Mereka menyatakan ini karena pengertian feedback langsung (immediate feedback) adalah feedback yang ditunjukkan ketika komunikasi sedang berlangsung, dan feedback tidak langsung (delayed feedback) adalah feedback yang disampaikan ketika komunikasi telah selesai. 

Konteks dua jenis umpan balik ini yakni pada perbandingan komunikasi interpersona dan komunikasi massa. Pada komunikasi interpersona, jelas untuk sebagian besar feedbacknya akan bersifat langsung atau segera. Artinya, komunikator akan segera mengetahui bagaimana reaksi si komunikan ketika ia sedang menyampaikan pesan tertentu (karena situasinya tatap muka). Ini berbeda dengan komunikasi massa. Contohnya: Surat kabar, Para pembaca tidak bisa memberikan feedback yang segera. Feedback para pembaca tersebut dapat disampaikan melalui surat pembaca yang biasanya waktunya cukup lama sejak apa yang ditanggapi terbit atau dibaca oleh komunikan, sehingga surat pembaca dapat menjadi contoh feedback tidak langsung.

Demikian penjelasan pengertian atau definisi feedback serta jenis-jenis feedback dalam komunikasi massa. Semoga dapat menambah kajian ilmiah tentang komunikasi massa.